KEAJAIBAN YANG BERLAKU DALAM PEPERANGAN RUSSIA-AFGHANISTAN
PRAKATA: PERTOLONGAN ALLAH ADA BERMACAM CARA. INILAH KEISTIMEWAAN UMAT ISLAM. DALAM FIRMANNYA ALLAH MENYEBUT: " DIIZINKAN BERPERANG BAGI ORANG ISLAM YANG DIPERANGI (OLEH GOLONGAN PENCEROBOH), KERANA SESEUNGGUHNYA MEREKA TELAH DIANIAYAI; DAN SESUNGGUHNA ALLAH AMAT BERKUASA UNTUK MENOLONG MEREKA (MENCAPAI KEMENANGAN)" -(AYAT39 SURAH AL-HAJJ). INILAH YANG TERJADI DALAM SETIAP PEPERANGAN MENANTANG GOLONGAN KUFFAR. BERIKUT ADALAH EPISODE PERANG AFGHANISTAN VS RUSSIA YANG LALU ....SEMOGA BERMANFAAT.
WASSALAM
Bahagian 1
"Hai Nabi, kobarkanlah semangat para mukmin untuk berperang. Jika ada dua puluh
orang yang sabar di antara kamu, nescaya mereka dapat mengalahkan dua ratus orang musuh. Dan jika ada seratus orang (yang sabar) di antara kamu,
mereka dapat mengalahkan seribu daripada orang-orang kafir, disebabkan
orang-orang kafir itu kaum yang tidak mengerti" (QS Al-Anfaal:65)
note :
Cerita-cerita pendek ini dikumpulkan oleh Syuhada Sheikh Abdullah Azzam dari
medan jihad Afghanistan yang diceritakan/ditanyakan atau diketahui langsung oleh beliau selama perjalanan beliau berkeliling. Jadi kumpulan cerita pendek
ini bukanlah dongengan atau karangan namun adalah kisah nyata.
DARI TANAH JIHAD AFGHANISTAN
Orang Russia mengatakan bahawa pekikan Allahu-Akbar menggoncangkan hati mereka
Rahmatullah bercerita, "Kami berhasil menawan seorang Russia. Lalu ia
berkata kepada kami, "Kami tidak takut dengan senjata mesin atau peluru
kalian, tetapi yang kami takuti adalah pekikan Allahu-Akbar yang berhasil
menggoncangkan dan menggetarkan hati kami, seolah-olah gempa yang dahsyat".
Lalu ia bertanya, "Senjata jenis apakah itu?" Orang Russia mengakui
adanya keramat
Ismail Abu Jar bercerita kepada saya bahawa orang-orang Russia mengakui adanya
keramat. Hal ini dinyatakan mereka dalam sebuah konfrensi pers pada bulan
Disember 1983. Mereka berkata, "Kami melihat hal-hal yang menakjubkan,
suatu
supernatural (keramat), yang seolah-olah tidak masuk akal di Afghanistan.
Antara lain, peristiwa tatkala kaum mujahidin menghadang iring-iringan tank
kami seraya berteriak kepada kami, "Menyerah!" Kami ingin menembak mereka,
tetapi tiba-tiba serangan gentar terhadap kami telah mendahuluinya, pada hal
kami tidak melihat seorang pun yang mengepung kami. Akhirnya pasukan tank
kami berhasil dihancurkan dan dikalahkan".
Pasukan berjubah putih
Komandan Muhammad Umar di daerah Kabul, yang menjadi saudara misan Muhammad
Sidiq Chakare, Komandan Front Jajee adalah seorang Syahid yang terlihat
tanda-tanda keshalehannya. Dia bercerita kepada kami, "Kami terdiri dari
50-60 orang Mujahidin. Kami menyerang iring-iringan kenderaan musuh, kami
berhasil membunuh sebahagian besar anggotanya. Sesudah kontrak senjata usai, banyak
di antara pasukan musuh yang mengibarkan bendera putih dan mendatangi kubu kami
untuk menyatakan hendak menyerahkan diri. Setelah penyerahan diri mereka
kami terima dengan baik mereka pun bertanya dengan penuh kehairanan, "Mana
orang-orang yang berjubah putih tadi?" Kami menjawab dengan nada hairan pula,
"Tidak ada seorang pun di antara kami yang berjubah putih." Seribu
orang asing ikut berperang bersama dua puluh mujahidin Seorang sopir mobil di
Jajee, bernama Muhammad Safar telah bercerita kepada kami, "Kami telah
memerangi musuh. Jumlah personal kami sekitar 20 orang
Mujahid, sedangkan jumlah musuh besar sekali. Ketika kontrak senjata sedang
berkecamuk, tiba-tiba kami melihat sekitar seribu orang berperang bersama
kami. Setelah pertempuran usai, mereka pergi dan menghilang dari penglihatan
kami".
Lapangan didapati dengan orang berseragam putih
Abdul Wahid bin Fidh Muhammad, dahulu sewaktu zaman pemerintahan Taraqi
adalah salah seorang leftenan Kolonel pasukan pemerintah. Tetapi kemudian dia
bergabung ke dalam barisan kaum mujahidin. Dia bercerita kepada saya. Katanya,
"Pada suatu hari saya berhasil menawan seorang perwira komunis dari
propinsi
Herat, bernama Abdul Wahhab. Saya bertanya kepadanya, "Mengapa kamu
menyerahkan diri kepada kami?" Dia menjawab, "Saya melihat seluruh
lapangan dipenuhi oleh pasukan yang berseragam putih".
Kain kafannya tertulis dengan darah sang Syahid
Abdul Jabbar dari Zarghan Syahar, dari kelompok mujahidin yang berkerja sama
dengan Syir Agha bercerita. Katanya, "Pada tanggal 1 July 1986, telah tewas
seorang syahid berasal dari Baghman. Muhammad Agha tewas setelah mengadakan
penyerbuan ke pusat-pusat kaum komunis. Kami melihat pada kain kafannya
tertulis dengan darahnya kalimat "Laa ilaahailla-Allah, Muhammad
Rasulullah"
Peristiwa ini dilihat oleh para mujahidin yang bersama dengan saya pada waktu
itu".
Sebuah khemah yang tiba-tiba menghilang
Sayyid Karim dari Bagh Jai di daerah Khurd Kabul, bercerita kepada saya. Katanya, "Kami sebanyak 11 orang mujahid. Tiba-tiba kami diserang dengan
bom
gas beracun. Di antara kami syahid 6 orang. Selama tiga hari kami menderita
kelaparan dan sangat letih. Di hadapan kami terbentang padang yang luas
sekali, namun kami tidak melihat seorang pun di sana. Tetapi tak lama kemudian,
kami melihat sebuah khemah. Di depan pintu khemah itu berdiri seorang perempuan.
Lalu ia membagi-bagikan roti dan susu kepada kami. Kemudian kami meneruskan
perjalanan. Ketika kami menoleh ke belakang, kami tidak melihat khemah dan
perempuan itu lagi".
Jumlah mujahidin bertambah
Sheikh Abdul Qadir yang berusia sekitar 70 tahun bercerita kepada kami di
Baqhman. Katanya, "Kami terdiri dari 17 Mujahidin. Ketika kami terlibat
dalam suatu pertempuran dengan musuh, ternyata jumlah pasukan kami ada sekitar
80 orang. Anak saya, Muhibbullah, yang memimpin Pasukan Mujahidin itu merasa khuatir, jangan-jangan pasukannya disusupi milisi musuh. Maka saya berkata
kepadanya, "Tawakkal-lah kepada Allah" Selesia pertempuran, jumlah
pasukan kami ditemukan tinggal 11 orang kerana 6 orang mati syahid, sedangkan
kerugian di pihak musuh 1200 perajuritnya tewas.
Peluru menembus kaki tanpa rasa sakit
Muhammad Yasin bercerita kepada kami. Katanya, "saya terkena peluru yang
menembus kaki, tetapi walaupun begitu saya tidak merasa sakit sedikit pun,
sehingga saya bisa menempuh perjalanan selama dua hari, dari Dubandi sampai
ke Tarmanjal".
Aqidah di atas salasilah keturunan
Seorang perwira dari Kabul, bernama Hisymatullah berbicara pada kami di
Jajee pada tanggal 15 Ramadhan 1405H di hadapan Sidiq Chakare, Komandan Pasukan
Mujahidin di sana. Katanya, "Pada waktu itu di Kabul ada seorang perwira
militer yang jahat sekali. Nama perwira itu Zhafar Syah. Kami pergi untuk
membunuhnya, tetapi kami tidak menemukannya. Kami pergi ke masjid di desa itu
dan meminta bantuan kepada beberapa orang di sana. Kami pergi mencarinya dari
rumah ke rumah, akhirnya kami menemukannya sedang tidur nyenyak di rumahnya.
Kami menangkapnya dan membawanya ke masjid itu kembali. Di masjid itu kami
bertanya kepada yang hadir, apakah ada seorang yang menyaksikan bahawa dia
seorang muslim. Ternyata tidak seorang pun yang menyaksikannya. Kemudian di
antara kerumunan orang banyak majulah saudara kandungnya, seraya berkata,
"Kalau kalian membiarkannya hidup, maka kalian bukan Kaum Mukminin".
Demikianlah kami membunuhnya dan melemparkan mayatnya di jalan kota Kabul.
Seorang anak delapan hari di bawah tompokan salji
Sahar Jul dari Kabul, seorang keluarga dekat Chakare, bercerita kepada kami.
Katanya, "Seorang keluarga yang shaleh melarikan diri dari kebuasan tentera
Russia dalam perjalanannya di Dzra (Gunung Putih) dari Nanjar Har. Pada waktu
itu ketinggian salji sudah mencapai lebih dari satu meter. Lalu keluarga itu
terpaksa meninggalkan putranya yang berusia 8 tahun di sebuah tempat. Ia
datang menemui Para Mujahidin dan melaporkan bahawa putranya terpaksa
ditinggalkan di tempat tersebut dan keluarga itu memohon untuk mengambil
anak mereka agar bisa dikubur. Maka kami pun pergi ke tempat tersebut sesudah
delapan hari. Ternyata kami menemukannya masih hidup di bawah tompokan
salji".
diperpanjangkan-Pensil kayu
Hits: